AL HIKAM BAB 2
إرادتك التجريد مع إقامة الله إياك في الأسباب من الشهوةالخفية وإرادتك الأسباب مع إقامة الله إياك في التجريد إنحطاط من الهمةالعلية
" Kehendakmu agar semata - mata beribadah, padahal Allah sudah menempatkan dirimu sebagai orang - orang yang harus berusaha untuk mendapatkan kehidupan duniamu sehari - hari , maka keinginan seperti itu termasuk perbuatan syahwat yang halus. Sedangkan kleinginanmu untuk berusaha, padahal Allah Taala telah menempatksn dirimu diantara golongan yang semata - mata beribadah , berarti engkau telah turun dari semangat dan cita- cita tinggi "
Orang - orang shadiqin tidak meninggalkan dunia karena akhirat, dan tidak meninggalkan akhirat karena dunia. Islam menghendaki keharusan adanya hubungan timbal balik antara keduanya , dunia patut di usahakan dan di tunjang dengan akhlaq Islami yang akan menunjang semua hal yang menyangkut duniawi dan ukhrowy.
Menempatkan diri dalam tajrid, karena ingin semata - mata beribadah kepada Allah Swt , lalu melalaikan usaha ( kasab ), padahal ia masih memerlukan kasab sebagai keperluan yang wajar secara duniawi , maka hal itu merupakan syahwat badani yang tidak pada tempatnya. Oleh karena ia masih membutuhkan seperti pada umumnya manusia berhubungan dalam hidup melalui tolong menolong yang berkaitan dengan sesama manusia.
Keinginan seperti ini memang syahwat yang halus , dan bukan perbuatan yang di larang, akan tetapi tidak pada tempatnya, apalagi kalau tajrid seperti ini adalah suatu keinginan agar di anggap sebagai manusia yang zuhud ( orang yang tidak berkehendak pada dunia, semata - mata karena Allah ), maka sudah bertentangan dengankehendak Allah sendiri, dan dapat menjerumuskan pada syirikyang halus pula.
Sebaliknya orang yang telah mendapat keputusan Allah untuk beribadah saja ( dalam maqom tajrid ) berarti ia sudah tidak mempunyai tugas duniawi yang melibatkan dirinya pada ikhtiyar duniawi, dan hanya semata - mata beribadah, karena Allah telah memilih ia untuk melakukan hal itu. Bukan berarti karena dia sudah tidak memerlukan kehidupan dunia untuk kebutuhannya yang primer, akan tetapi Allah telah menjamin dunianya dengan rezeki yang tidak di sangka - sangka. Dalam urusan dunia ia tidak terlalu berharap karena telah siap menerima anugerah dari Allah dengan jalan beribadah kepadanya semata .
Inilah jalan orang - orang Shadiqin , ia tidak serakah menghadapi hidup melewati jalan tajrid , karena menempatkan dunia sebagai hal yang tidak mengikatnya sebagai belenggu yang dapat merusak ibadahnya kapada Allah Taala.
Ada dua hal yang perlu di ingat dalam hal ibadah , lalu Istiqomah ( teguh ) pada tempat yang di pilih untuk perjuangan hidupnya di dunia dan akhirat. Kedudukan dua hal ini sama saja tidak ada perbedaan. Karena niat yang muncul dari perbuatan seperti itu sama posisinya. yaituu sama- sama untuk beribadah.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana seseorang menekuni perilaku ibadahnya. Di satu sisi begitu kuatnya keinginan untuk tajrid , namun keinginan duniawi tidak kalah condong mengikuti semua perbuatan sebagai ibadah juga.
Meskipun demikian ,maqom tajrid adalah maqom yang mulia karena tidak semua orang mampu berada pada maqom tersebut. Maqom tajrid ini adalah pilihan Allahh atas hamba-Nya dalam hubungan ibadah yang khusus.
Maka sebaiknya harus menekuni dua - duanya , sehingga masing - masing mampu mendapatkan nilai ibadah yang bermanfaat dunia akhirat , di antaranya :
- Taqorrub Ilallah dan mengkhususkan ibadah semata - mata karena Allah
- Tidak mengabaikan duniawi , namun melepaskan hati dari keterikatan terhadap duniawi
- Menempatkan diri dalam hidup sederhana ( qona'ah ) dan menjaga kehormatannya dalam hubungan sesama manusia
- Berusaha membersihkan jiwa dan ruh untuk mendapatkan ketenangan dan kenikmatan dalam ibadah
-Selalu bersyukur dan Tawakkal Alallah ( Menyerahkan seluruh persoalan yang telah terjadi dan yang akan terjadi kepada Allah)
Orang - orang shadiqin tidak meninggalkan dunia karena akhirat, dan tidak meninggalkan akhirat karena dunia. Islam menghendaki keharusan adanya hubungan timbal balik antara keduanya , dunia patut di usahakan dan di tunjang dengan akhlaq Islami yang akan menunjang semua hal yang menyangkut duniawi dan ukhrowy.
Menempatkan diri dalam tajrid, karena ingin semata - mata beribadah kepada Allah Swt , lalu melalaikan usaha ( kasab ), padahal ia masih memerlukan kasab sebagai keperluan yang wajar secara duniawi , maka hal itu merupakan syahwat badani yang tidak pada tempatnya. Oleh karena ia masih membutuhkan seperti pada umumnya manusia berhubungan dalam hidup melalui tolong menolong yang berkaitan dengan sesama manusia.
Keinginan seperti ini memang syahwat yang halus , dan bukan perbuatan yang di larang, akan tetapi tidak pada tempatnya, apalagi kalau tajrid seperti ini adalah suatu keinginan agar di anggap sebagai manusia yang zuhud ( orang yang tidak berkehendak pada dunia, semata - mata karena Allah ), maka sudah bertentangan dengankehendak Allah sendiri, dan dapat menjerumuskan pada syirikyang halus pula.
Sebaliknya orang yang telah mendapat keputusan Allah untuk beribadah saja ( dalam maqom tajrid ) berarti ia sudah tidak mempunyai tugas duniawi yang melibatkan dirinya pada ikhtiyar duniawi, dan hanya semata - mata beribadah, karena Allah telah memilih ia untuk melakukan hal itu. Bukan berarti karena dia sudah tidak memerlukan kehidupan dunia untuk kebutuhannya yang primer, akan tetapi Allah telah menjamin dunianya dengan rezeki yang tidak di sangka - sangka. Dalam urusan dunia ia tidak terlalu berharap karena telah siap menerima anugerah dari Allah dengan jalan beribadah kepadanya semata .
Inilah jalan orang - orang Shadiqin , ia tidak serakah menghadapi hidup melewati jalan tajrid , karena menempatkan dunia sebagai hal yang tidak mengikatnya sebagai belenggu yang dapat merusak ibadahnya kapada Allah Taala.
Ada dua hal yang perlu di ingat dalam hal ibadah , lalu Istiqomah ( teguh ) pada tempat yang di pilih untuk perjuangan hidupnya di dunia dan akhirat. Kedudukan dua hal ini sama saja tidak ada perbedaan. Karena niat yang muncul dari perbuatan seperti itu sama posisinya. yaituu sama- sama untuk beribadah.
Masalahnya sekarang adalah bagaimana seseorang menekuni perilaku ibadahnya. Di satu sisi begitu kuatnya keinginan untuk tajrid , namun keinginan duniawi tidak kalah condong mengikuti semua perbuatan sebagai ibadah juga.
Meskipun demikian ,maqom tajrid adalah maqom yang mulia karena tidak semua orang mampu berada pada maqom tersebut. Maqom tajrid ini adalah pilihan Allahh atas hamba-Nya dalam hubungan ibadah yang khusus.
Maka sebaiknya harus menekuni dua - duanya , sehingga masing - masing mampu mendapatkan nilai ibadah yang bermanfaat dunia akhirat , di antaranya :
- Taqorrub Ilallah dan mengkhususkan ibadah semata - mata karena Allah
- Tidak mengabaikan duniawi , namun melepaskan hati dari keterikatan terhadap duniawi
- Menempatkan diri dalam hidup sederhana ( qona'ah ) dan menjaga kehormatannya dalam hubungan sesama manusia
- Berusaha membersihkan jiwa dan ruh untuk mendapatkan ketenangan dan kenikmatan dalam ibadah
-Selalu bersyukur dan Tawakkal Alallah ( Menyerahkan seluruh persoalan yang telah terjadi dan yang akan terjadi kepada Allah)